Medan, (Analisa). Inovasi teknologi pengendalian hama menjadi isu hangat menyusul perkembangan hama perkotaan yang menyerang berbagai jenis properti termasuk restoran dan perhotelan di Indonesia.
Pelaku industri pest control menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan hama seperti kecoa, tikus, kutu busuk yang populasinya terus meningkat di samping jenis serangga lainnya. Jika pelaku industri tidak memiliki teknologi jitu hama tersebut sangat resistensi atau kebal terhadap pestisida.
Hal itu terungkap dalam Sosialisasi Pest Academy yang digelar Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) Sumut di Hotel Karibia Medan, Kamis (10/8). Hadir di situ Ketua Umum DPP Aspphami, Boyke Arie Pahlevi, Ketua DPD Sumatera Utara, Ir Wesley Sianipar, Sekretaris Andi Hidayat, Bendahara Sumardi, BPK Stevie Pasaribu,SE, staf Dinas Kesehatan Sumut, Kota Medan dan Binjai.
Pembicara Ir Indra Sancoyo Adi Wirawan,MM menyebutkan perkembangan kutu busuk di Amerika Serikat sekarang cukup populer menyerang hotel berbintang 4 ke atas. Perilaku kutuk busuk mengisab darah, namun kutu busuk di AS bebeda dengan di Indonesia yang kini sulit sekali dicari.
“Sementara populasi kecoa paling banyak adalah kecoa atau rayap Jerman. Hama ini terdapat di bawah kardus dan kecoa AS lebih besar. Jika terabaikan populasi kecoa, kutu busuk dan tikus bisa mengalahkan populasi manusia. Untuk mengendalikan hama ini membutuhkan inovasi teknologi,” katanya.
Boyke Arie Pahlevi yang pernah menghadiri Hari Hama Sedunia di China bulan Juni lalu kepada Analisa mengatakan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang dampak hama yang berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Itu sebabnya industri pes control harus bertindak sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat akibat hama.
“Kami mengingatkan teman-teman di industri pest control dan media untuk melakukan kampanye kesadaran publik. Kami dari Aspphami mengapresiasi Asosiasi Hama China dan Asosiasi Pengusaha Pestisida Asia-Oseania (FAOPMA) dan Pest Management Association (NPMA) yang memprakarsai hari hama tersebut,” ujarnya.
Boyke dan Wesley mengajak teman-teman di industri pest control untuk ikut ambiL bagian pada Pest Academy yang berlangsung pada 18-20 Oktober mendatang di Balai Kartini, jakarta. Kegiatan ini merupakan wadah interaksi dan pertemuan bagi pelaku industri untuk bertukar informasi dan saling belajar tentang hasil penelitian.
“Berbagai pengguna jasa pengendalian hama seperti industri makanan, restoran, catering, farmasi perhotelan, gedung komersial, moda tranportasi, pertambangan, perkebunan dan pergudangan akan menikmati teknologi dan inovasi terkini untuk menjawab tantangan dunia usaha,” katanya. (bay)
http://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/pelaku-industri-pest-control-hadapi-tantangan/395550/2017/08/12