Comments
Comments

Senin, 09 Oktober 2017

4 Tanda Rumah Anda Telah Diserang Rayap

Rayap biasanya terlihat seperti semut sehingga kehadirannya sering disepelekan. 
Padahal, keberadaan hama yang dikenal rakus ini biasanya diiringi dengan “kejutan” 
berupa kerusakan pada sejumlah titik di rumah.

Bila terlambat mendeteksi keberadaan rayap, kerusakan rumah  pun bisa terlanjur terjadi. Namun untuk mencegah kerusakan lain di kemudian hari, ketahui tips untuk mengenali keberadaan rayap sebelum bangunan Anda diserang habis oleh mereka:
Jalur tanah di dinding
Subterranean atau rayap tanah membangun jalur penampungan yang terbuat dari lumpur, kotoran, dan puing-puing sebagai jalur bolak balik menuju sumber makanan agar tidak terlihat. Jalur ini umumnya ditemukan pada dinding eksterior dan interior yang mengarah ke titik masuk dari bangunan.
Sayap laron bertebaran
Biasanya tanda pertama dari serangan rayap yang menjadi perhatian pemilik properti adalah kehadiran rayap terbang atau laron. Tanda umum lainnya adalah sisa-sisa dari sayap laron yang rontok yang dapat ditemukan di lantai dan pinggir jendela.
Walaupun rayap atau laron ini kemungkinan cepat menghilang setelah menemukan pasangan kawinnya, tanda-tanda seperti adanya kumpulan sayap yang identik tanpa tubuh merupakan pertanda dari kemunculan rayap.
Terdapat rongga pada kayu dan terdengar suara seperti kertas disobek
Rayap biasanya memakan kayu dari sebelah dalam ke luar dan meninggalkan kayu atau cat dengan lapisan tipis. Jadi, ketika Anda mengetuk atau menekan area kayu yang diserang rayap, maka akan terdengar berongga atau terasa tipis karena sebagian (atau semua) isi kayu tersebut telah digerogoti oleh rayap.
Kotoran rayap
Setelah memakan kayu, rayap kayu kering sering meninggalkan gundukan kotoran kasar berwarna coklat. Untuk rayap kayu kering, mereka mengeluarkan feses berwarna coklat kasar, kotoran ini biasanya ditemukan di bawah kayu yang digerogoti.
Pemeriksaan rutin oleh teknisi pengendalian hama berlisensi dapat membantu mendeteksi keberadaan rayap lebih awal. Teknisi yang berpengalaman dapat mendeteksi suara berongga di kayu dan suara prajurit rayap “berderit” sebagai respon ketika kayu diketuk.


Sumber : Diambil dari berbagai sumber

Minggu, 08 Oktober 2017

Mengapa Anda yang selalu digigit nyamuk?

Saat berkumpul dengan teman di beranda sore hari, Anda mungkin pernah merasa kesal. Dari banyak orang yang ada, Andalah yang paling sering terkena gigitan nyamuk. Sampai-sampai teman mengejek kalau Anda belum mandi sore.
Nyamuk memang bukanlah mahluk yang kita suka, lebih-lebih ia adalah inang dari berbagai sumber penyakit seperti Zika dan demam berdarah. Belum lagi rasa gatal yang ditimbulkannya sering bikin kita kehilangan akal dan tak bisa tidur malam.
Ironisnya, nyamuk sering ‘tidak adil’ pada korbannya. Beberapa dari kita cenderung lebih sering digigit nyamuk dibanding yang lain. Awalnya tak ada yang tahu penyebabnya, tapi penelitian telah membuka tabir misteri tersebut.
Tahukah Anda?
·         Meski ada lebih dari 3.000 spesies nyamuk yang ada di alam, hanya sekitar 200 spesies yang menggigit manusia.
·         Hanya nyamuk betina yang menggigit.
·         Perkembangbiakan mereka dimulai saat cuaca mulai menghangat dan telur-telur akan menetas.
·         Mereka suka berada di badan air seperti kolam, danau atau parit tergenang.
·         Udara hangat dan lembab adalah surga bagi nyamuk berkumpul.

Nyamuk punya penciuman luar biasa, tapi ia juga bergantung pada warna apa yang mereka lihat. Mereka sangat tertarik pada karbon dioksida, dan jika Anda bertubuh gemuk, maka mereka makin tertarik karena itu berarti makin banyak karbon dioksida yang Anda produksi dibanding orang yang lebih kurus.
Karbon dioksida juga bisa dipicu oleh olahraga atau setelah meminum alkohol. Ini karena metabolisme tubuh meningkat, menjadikan Anda target empuk nyamuk. Meskipun begitu, ada juga faktor genetik yang berperan, begitu juga dengan aroma tubuh alami juga berpengaruh.
Faktor lain yang ikut menyumbang seberapa besar kemungkinan Anda menjadi sasaran gigitan nyamuk adalah adanya bau khas di permukaan kulit. Asam laktat, asam urea dan bakteria juga disukai nyamuk. Tapi jika Anda tidak mudah digigit nyamuk, itu berarti Anda termasuk yang beruntung karena secara alami memiliki bau yang tak disukai nyamuk.
Terakhir, warna pakaian juga bisa menjadi faktor penentu. Warna pakaian yang cerah biasanya tidak disukai nyamuk, mereka lebih tertarik pada warna baju yang gelap atau merah.


Sumber : Diambil dari berbagai sumber

Sabtu, 07 Oktober 2017

Medan, (Analisa). Inovasi teknologi pengendalian hama menjadi isu hangat menyusul perkembangan hama perkotaan yang menyerang berbagai jenis properti termasuk restoran dan perhotelan di Indonesia.
Pelaku industri pest control menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan hama seperti kecoa, tikus, kutu busuk yang populasinya terus meningkat di samping jenis serangga lainnya. Jika pelaku industri tidak memiliki teknologi jitu hama tersebut sangat resistensi atau kebal terhadap pestisida.
Hal itu terungkap dalam Sosialisasi Pest Academy yang digelar Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) Sumut di Hotel Karibia Medan, Kamis (10/8). Hadir di situ Ketua Umum DPP Aspphami, Boyke Arie Pahlevi, Ketua DPD Sumatera Utara, Ir Wesley Sianipar, Sekretaris Andi Hidayat, Bendahara Sumardi, BPK Stevie Pasaribu,SE, staf Dinas Kesehatan Sumut, Kota Medan dan Binjai.
Pembicara Ir Indra Sancoyo Adi Wirawan,MM menyebutkan perkembangan kutu busuk di Amerika Serikat sekarang cukup populer menyerang hotel berbintang 4 ke atas. Perilaku kutuk busuk mengisab darah, namun kutu busuk di AS bebeda dengan di Indonesia yang kini sulit sekali dicari.
“Sementara populasi kecoa paling banyak adalah kecoa atau rayap Jerman. Hama ini terdapat di bawah kardus dan kecoa AS lebih besar. Jika terabaikan populasi kecoa, kutu busuk dan tikus bisa mengalahkan populasi manusia. Untuk mengendalikan hama ini membutuhkan inovasi teknologi,” katanya.
Boyke Arie Pahlevi yang pernah menghadiri Hari Hama Sedunia di China bulan Juni lalu kepada Analisa mengatakan masyarakat harus meningkatkan kesadaran tentang dampak hama yang berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Itu sebabnya industri pes control harus bertindak sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat akibat hama.
“Kami mengingatkan teman-teman di industri pest control dan media untuk melakukan kampanye kesadaran publik. Kami dari Aspphami mengapresiasi Asosiasi Hama China dan Asosiasi Pengusaha Pestisida Asia-Oseania (FAOPMA) dan Pest Management Association (NPMA) yang memprakarsai hari hama tersebut,” ujarnya.
Boyke dan Wesley mengajak teman-teman di industri pest control untuk ikut ambiL bagian pada Pest Academy yang berlangsung pada 18-20 Oktober mendatang di Balai Kartini, jakarta. Kegiatan ini merupakan wadah interaksi dan pertemuan bagi pelaku industri untuk bertukar informasi dan saling belajar tentang hasil penelitian.
“Berbagai pengguna jasa pengendalian hama seperti industri makanan, restoran, catering, farmasi perhotelan, gedung komersial, moda tranportasi, pertambangan, perkebunan dan pergudangan akan menikmati teknologi dan inovasi terkini untuk menjawab tantangan dunia usaha,” katanya. (bay)

http://harian.analisadaily.com/ekonomi/news/pelaku-industri-pest-control-hadapi-tantangan/395550/2017/08/12

Discount Vocher